Minggu, 11 April 2010
Langkat Salah Satu DTW di Sumut Dengan Aneka Obyek Wisata Menawan
Catatan : Sukardi Bakara, SSos Wartawan SIB
Langkat (SIB)
Kabupaten Langkat bertekad menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Sumatera Utara. Mengapa? Karena di lokasi ini banyak ditemui obyek wisata alam, bahari, wisata religi dan wisata petualangan maupun belanja kuliner. Tidak heran, Langkat salah satu agenda tujuan para wisatawan mancanegara maupun domestic dalam mengisi hari liburan.
Salah satu bukti objek wisata telah menyeantero yakni wisata pusat rehabilitasi Orang Utan Bukit Lawang, Bahorok persis berada di lereng Bukit Barisan serta Pemandian air terjun Tangkahan yang masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kendati banjir bandang terjadi lima tahun lalu sempat menyurutkan nyali wisatawan, secara berangsur “stigma” itu kini sirna. Bukit Lawang kini telah menjadi daerah wisata handal dan akan menjadi daerah wisata mancanegara dan lokal baik bagi mahasiswa maupun peneliti dan pencinta alam.
Konon kabarnya, banjir bandang yang terjadi di Langkat, adalah peringatan dini di Indonesia betapa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem alam. Karena pasca banjir banding tidak lama kita disentakkan adanya bencana Tsunami di Aceh dan Nias beberapa tahun lalu.
Tekad dan kerja keras Pemkab Langkat maupun pelaku pariwisata lainnya di kawasan Bukit Lawang kini seakan mengugah agar para pelaku wisata di daerah itu tidak larut lama dengan kesedihan. Di lokasi itu kini seakan kembali “bersolek” ditandai banyaknya bangunan penginapan, hotel dan fasilitas umum lainnya yang cukup representif.
Kabupaten Langkat memiliki luas wilayah 626.329 Ha terdiri 23 Kecamatan, 226 Desa serta 34 Kelurahan, berpenduduk 1.041.000 terdiri suku Melayu, Jawa, Karo, Batak Toba. Mandailing, Kalimantan, Minang dan lainnya. Memiliki kawasan pertanian, perkebunan, pertambangan minyak dan gas lainnya juga kaya akan sumber daya alam.
Melihat kekayaan dan potensi ini Ngogesa Sitepu, Bupati Langkat optimis melalui pariwisata ini akan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Langkat. Melalui rencana terobosan di bidang pariwisata, dengan pengelolaannya melalui wadah Koperasi akan membangun sejumlah fasilitas pendukung objek wisata nantinya, Pemkab diyakini akan mampu menambah pendapatan bagi daerahnya (PAD).
“Menghadapi tahun 2010, Tahun Pariwisata di Sumut, Pemkab mendukung dengan memperbaiki segala infrastruktur dari dan ke lokasi objek wisata,” sebutnya kepada wartawan saat acara pergelaran Sumut Expo di Jakarta Sabtu (31/10) lalu.
Menurut Bupati Langkat Ngogesa Sitepu jauh-jauh hari dirinya memprediksi untuk melakukan terobosan peningkatan PAD. Fakta ini didukung banyak objek wisata yang memiliki panorama yang masih asri, iklim yang sejuk, keunikan dan keanekaragaman budaya daerah, peninggalan sejarah, flora dan fauna, wisata agro serta wisata bahari. Kesemuanya itu ungkapnya tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk menyinggahi daerahya.
Beberapa lokasi baik wisata Agro, Tirta dan wisata religius dan kuliner keseluruhannya mencapai 20 lokasi objek wisata tersebar di kecamatan-kecamatan Langkat. Beberapa potensi objek wisata itu hampir seluruhnya masih alami sehingga jauh dari kesan nuansa rekayasa.
Karenanya seluruh potensi wisata tersebut kini terus dipoles sedemikian rupa dengan dukungan sarana dan prasarana infrastruktur baik dengan dukungan para investor maupun pihak sponsor.
Bukan mustahil, Langkat yang selama ini banyak mengandalkan inkam pendapatan asli daerahnya dari sektor pertanian, perkebunan, kerajinan dan industri lainnya, dimungkinkan sekali sektor Pariwisata menjadi andalan karena memang cukup menjanjikan, sektor pariwisata Langkat tahun 2009 memang baru menargetkan puluhan juta saja, tapi setelah itu….
Saat penulis menjelajah beberapa lokasi objek wisata di Langkat di luar Objek Wisata Bukit Lawang, ditemui puluhan lokasi objek wisata alam dan belum terusik tangan-tangan jahil semisal perambah hutan. Hal ini juga menjadi modal awal Pemkab Langkat untuk lebih serius menanganinya.
Salah satu modal dasar masyarakat yang cukup peduli dapat dilihat dari tanggung jawab moral warga di seputaran Tangkahan Batang Serangan. Warga di sana siap menghalau setiap jengkal daerahnya dari mafia illegal logging yang mencoba mengusik keindahan pemandian Tangkahan di Kecamatan Batang Serangan.
Bukan tidak mungkin untuk menuju kawasan wisata yang satu ini yang berjarak sekitar 90 Km dari kota Binjai menuju Tangkahan di dalamnya terdapat banyak hamparan hutan rimba yang masih bagian Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), menyimpan ribuan macam Flora serta Fauna, Orang Utan, Harimau Sumatera, Kedih, Gajah dan beberapa jenis burung, Kuaw, Merak dan Enggang menjadikan Tangkahan memukau dan mempesona.
Warga di sana telah mengetahui potensi tersebut dan sudah bila dijaga akan dapat menambah penghasilan mereka dengan menjual paket wisata yang masih alami tersebut. Salah seorang warga Batang Serangan Masita ketika ditemui wartawan belum lama mengaku, potensi wisata Tangkahan diakuinya mampu mengalahkan keindahan pemandian Bukti Lawang dan daerah lainnya.
Hanya saja sebutnya beberapa sarana di Tangkahan dirasa masih perlu ditambah kalau tidak ingin disebut masih minim seperti penginapan, lokasi parkir kendaraan yang dapat menjamin setiap pengunjung untuk tidak was was bila bermalam. Hal ini tetap menjaga agar tarif parkir tidak mahal.
Masih di Tangkahan ini, kita dapat menikmati derasnya debit air dari 14 lokasi air terjun ditambah pemandangan kupu kupu indah dan unik setiap hari dapat disaksikan berjuta-juta ekor.
Tidak pas bila hanya membicarakan Tangkahan lokasi wisata lain di Kecamatan Tanjung Pura yakni Pantai Kuala Serapuh Kecamatan Tanjung Pura di pesisir perairan Selat Malaka. Objek wisata ini memiliki pasir putih yang landai seluas 6 Ha . latar belakang pantainya ditumbuhi Cemara dan didalamnya terdapat burung dan kera.
Di lokasi ini para pengunjung dapat bermain volley pantai, camping, lomba layang-layang dan dapat menelurusi sungai Batang Serangan dengan ban. Tidak heran di lokasi ini juga kerap dijadikan olahraga arum jeram baik dari Medan, Deliserdang maupun warga Binjai sendiri.
Objek wisata lain adalah pemandian Pantai Biru di Kecamatan Salapian, pemandian Alam Pangkal Namosira-sira, air terjun Lau Berte, pemandian Namu Ukur Utara di Kecamatan Sei Bingai. Objek wisata lain seperti Pamah Semilir, sumber air panas Desa Buluh Telang Kecamatan Padang Tualang, pemandian Tangkahan, Pantai Tanjung Karang dan Pantai Pulau Sembilan, Istana Batu Taman Nasional Gunung Leuser, Dusun Pantai Buaya, Dusun Aras Napal.
Wisata kuliner di Langkat yang hampir setiap hari dapat disaksikan seperti di Kecamatan Tanjung Pura. Sepanjang pinggiran jalan itu kita dapat membeli makanan dodol setiap hari. Di sini tersedia dodol paket besar atau kecil dengan aneka cita rasa mulai dari rasa durian, pandan, nangka dan sirsak serta lainnya.
Bila tidak ingin dengan wisata alam, pengunjung juga dapat menyaksikan wisata religi, yang konon miniaturnya Bali yang terdapat di Kampung Bali Kecamatan Wampu. Disini kita menemui Pura Alit Widhie Nata dan Pura Panitiaan Agung Jagat Widhi Nata dan dalam waktu tertentu dilakukan acara ritual keagamaan Hindu.
Masjid Azizi yang memiliki bangunan arsitektur bersejarah peninggalan penjajahan dan di belakangnya terdapat makam Tengku Amir Hamzah atau yang dikenal Raja Pujangga Baru di Kecamatan Tanjung Pura. Juga Haul Tuan Guru Babusalam Besilam di Kecamatan Padang Tualang, yang setiap tahun diperingati akan dihadiri ribuan jemaah pengikut Tarikat Nagsyabandi hingga Manca Negara. Tidak heran banyak pemimpin Sumut tidak puas bila tidak mendatangi lokasi ini.
Sejalan Visi dan Misi Bupati Langkat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat, berupaya mensosialisasikan program tersebut, semisal dengan menjual paket wisata liburan anak sekolah sejak Juni 2009 lalu. Walaupun diakui sarana jalan masih menyisakan kendala, namun diharapkan tidak menjadi alasan stagnannya pembangunan wisata di daerah itu.
Karena itu Dinas Pariwisata terus mencoba bekerjasama dengan Dinas Perhubungan maupun sponsor salah satu penerbangan di Indonesia, untuk dapat meningkatkan minat pengunjung ke sana, dengan menjual paket liburan sekolah dengan menyediakan segala fasilitas kemudahan seperti tiket dan bus.
“Kita terbuka dengan pihak investor dan kami telah mencoba menyusun program dengan langkah awal terus mensosialisasikan potensi wisata kepada masyarakat baik lewat Kalender Wisata juga membuat Paket Tour, seperti liburan anak sekolah. Pada gilirannya dapat meningkatkan apresiasi sehingga dapat menyampaikan informasi tentang keindahan panorama wisata di Langkat,” kata Kadis Parawisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat Dra Hj Purnama Dewi Br Tarigan kepada wartawan SIB belum lama ini.
Diperkirakan sampai bulan September 2009 berjumlah 11.100 kunjungan turis mancanegara, dengan asumsi 1 orang turis mancanegara menghabiskan waktu rata-rata selama 2 hari di Bukit Lawang dan Tangkahan dengan mengeluarkan biaya ±Rp 2 juta selama 2 hari. Sehingga perputaran dana sampai bulan September ±2 miliar rupiah. Dana yang masuk dapat digunakan untuk pembinaan habitat serta dapat menggerakkan perekonomian masyarakat sekitarnya.
Kunjungan ke objek wisata di Langkat setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Tahun 2008 sebanyak 31.608 orang wisata lokal (domestik) maupun wisata mancanegara (turis) datang mengunjungi berbagai macam objek wisata di Langkat. Dari data tersebut 23.657 pengunjung domestik dan 7.951 turis mancanegara.
Khusus Target pengunjung Tahun 2009, Purnama Tarigan ngaku tidak menggunakan target PAD, namun dengan kerja keras dirinya berharap akan meningkatkan jumlah pengunjung dan pasti meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerahnya dengan tetap mengontrol agar lokasi wisata tetap menjaga konsep ramah lingkungan, sebutnya. (y)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar